“Pagi yang cerah,
senyum di bibir merah…
Dari balik jendela,
sinar mentari, lembut menyapa.”

Memulai sebuah lagu yang begitu megah bagi saya dalam tiap kata-katanya.

Saya jadi ingat seorang kawan yang pernah mengungkapkan pendapatnya kepada saya: bahwa lagu-lagu cinta dulu seringkali memiliki makna yang dalam di tiap liriknya. Sempat ia sebutkan satu judul yaitu Malam Pertama yang dinyanyikan Chrisye. Lagu yang menceritakan pengalaman malam pertama terdengar begitu romantis, syahdu dan jauh dari kesan vulgar sama sekali. Kata perkatanya meluncur begitu jujur, menceritakan suasana pagi yang cerah itu. Satu pendapat yang terbersit di benak saya saat mendengarnya: Indahnya Cinta. Membuai, melenakan, mambawa emosi dalam alunannya

Dan degup di dada, kudengar… kurasa… membisikkan kata bahagia...”

Entah mengapa saya sangat senang dengan kalimat itu…
Seperti sebuah pengalaman hidup yang mampu terwakili dalam satu kalimat yang singkat dalam nada. Saya rasa setiap orang pasti memiliki kalimat2nya sendiri dari lagunya masing-masing. Dan ini satu dari sekian lirik bermakna bagi pribadi seorang saya. Bahagia kita memang kadang sering menumpuk didada. Begitu pula segenap emosi jiwa lainnya. Tanpa peduli tubuh ini memiliki banyak rongga lain selain rongga di dada.
Maka lagu ini menjadi luar biasa bagi saya… luar biasa indahnya.

Kembali pada pendapat kawan saya, yang kebetulan seorang musisi itu:
akhir-akhir ini lagu-lagu cinta yang tercipta menjadi sedemikian banal dengan”tuntutan” selera pasar akan lirik yang sedemikian literal, harfiah… dan mudah ditangkap, bila tidak boleh menyebutnya dangkal. Sebagai salah satu pendengar lagu-lagu cinta populer masa kini, mendengar lagu Chrisye ini menjadi oase tersendiri bagi saya. Oase bagi jiwa, oase bagi rasa, oase bagi sudut apresiasi.

Musik, mungkin hanyalah musik bagi sebagian orang, atau bisa sangat berarti bagi sebagian yang lain. Bagi saya, musik adalah salah satu celah apresiasi, musik juga bahasa dan rasa dalam satu paket. Paket yang mampu membuat hidup menjadi lebih hidup, saat saya mengapresiasinya, saat saya memaknai secara subjektif setiap bahasa dan rasa yang disampaikannya.

Dan setiap usaha yang dilakukan pemusik memiliki efek yang berbeda,
lagu ini berefek nuansa yang jelas penciptanya ingin sampaikan,
dan saya bahagia merasakannya.
Hal itu jelas tidak saya rasakan dari lagu-lagu sekedar “enak” yang merajai pasar akhir-akhir ini.
Tanpa bermaksud menyudutkan, kembali lagi, ini hanya pendapat pribadi.
subjektifitas memengaruhi setiap ketikannya.

Salut bagi yang berusaha mewarnai ranah apresiasi ini dengan jiwa,
Yang telah menyampaikan “bahasanya” dengan rasa tanggung jawab, tanpa berpikir kapital semata. Karena “bahasa” juga bisa jadi bahaya.

Terus berkarya Musisi Indonesia.